Dreams are renewable. No matter what our age or condition, there are still untapped possibilities within us and new beauty waiting to be born.

-Dale Turner-

Kamis, 24 Juni 2010

Tugas Poster !



Rabu, 23 Juni 2010

Tugas Tulisan Ilmiah Populer !





Berjudul : Tiga Masalah Lingkungan di Tembalang

Semenjak adanya Universitas Diponegoro (Undip), daerah Tembalang terus bergeliat. Desa yang dulu hanya hutan
belantara dan terpinggirkan ini, kini berangsur menjelma menjadi sebuah kawasan dengan tata cara kehidupan layaknya
orang kota. Akan tetapi, beberapa masalah kemudian muncul. Setidaknya ada tiga masalah lingkungan di kawasan
sekitar kampus Undip Tembalang.
Semenjak adanya Universitas Diponegoro (Undip), daerah Tembalang terus bergeliat. Desa yang dulu hanya hutan
belantara dan terpinggirkan ini, kini berangsur menjelma menjadi sebuah kawasan dengan tata cara kehidupan layaknya
orang kota. Akan tetapi, beberapa masalah kemudian muncul. Setidaknya ada tiga masalah lingkungan di kawasan
sekitar kampus Undip Tembalang.
Pertama, pendirian bangunan yang tidak teratur. Mungkin hampir setiap hari ada bangunan baru. Mulai dari rumah kost,
rumah makan, Warteg, kafe, hingga tempat belanja gaya modern seperti Alfamart dan Indomart. Pembangunan
berlangsung dengan sangat cepat, seolah mereka saling bersaing menjadi yang tercepat.
Yang menjadi masalah adalah, pembangunan itu berlangsung secara sporadis dan sering tidak memperhatikan aspek
estetika, kebersihan, keamanan, dan kenyamanan. Tidak heran di daerah Tembalang, akan kita temukan rumah kost
dengan konstruksi asal jadi, bahkan ada yang tidak pakai ventilasi sama sekali. Di Tembalang, dalam hitungan meter
ada Warteg, bahkan sebagian memakan trotoar jalan, sehingga mengurangi hak pejalan kaki.
Kedua, hilangnya sebagian besar vegetasi dan daerah resapan air. Pohon-pohon semakin sedikit. Pohon rambutan,
mangga, nangka, berangsur hilang. Sebagian besar ditebang. Alasannya beragam. Ada yang dirasa mengganggu, tidak
menghasilkan, bosan dan lain sebagainya. Tapi lebih banyak karena lahan tempat tumbuhnya sudah berubah menjadi
bangunan kost-kost-an yang dalam hitungan matematis lebih mampu menghasilkan uang.
Dampaknya, Tembalang menjadi sangat panas. Saya bisa pastikan bahwa para pejalan kaki di daerah sekitar kampus
Undip sangat menderita karena setiap hari harus melawan terik matahari yang menyengat.
Selain itu, pavingisasi sudah menggila. Pavingisasi mulai halaman-halaman rumah warga hingga selokan juga ikut
tertutup rapat. Akibatnya, daerah resapan air semakin berkurang. Air langsung meluncur ke daerah yang lebih rendah.
Ketika datang musim kemarau, air sudah semakin sulit didapatkan. Nah, jika Anda berkunjung di daerah Tembalang
ketika kemarau tiba, tak heran jika Anda akan menemukan banyak mahasiswa bawa handuk dan sabun sekedar
mencari tempat mandi.
Ketiga, masalah sampah. Secara pribadi saya menilai masyarakat Tembalang sekitar kampus Undip masih kurang bisa
menjaga kebersihan. Misalnya penduduk yang tinggal di sekitar sungai, masih menjadikan sungai menjadi tempat
sampah terbaik mereka. Akhirnya, sungai menjadi penuh dengan sampah. Jorok dan kotor memang. Ketika musim
kemarau lebih parah lagi, debit air berkurang dan yang ada hanyalah sampah. Ketika datang musim penghujan, mereka
senang karena sampah terbawa air, padahal sampah malah menjadi “paket kiriman” untuk masyarakat
Semarang bawah.
Ketiga masalah lingkungan tersebut sebaiknya diperhatikan lebih serius agar tidak menjadi masalah lingkungan yang
berat di kemudian hari. Pembangunan harus tertata rapi, daerah resapan air harus terjaga, dan jangan sampai sampah
menyulap sungai di Tembalang menjadi seperti sungai Ciliwung di Jakarta. Jadikan Tembalang menjadi kawasan hunian
yang tetap aman, nyaman dan indah.

Teknik Komunikasi !




Teknik Komunikasi! Dari judulnya memberikan kesan formal dan serius, yah inilah mata kuliah semester 2 mahasiswa Teknik Planologi. Selama mengikuti mata kuliah ini saya merasa ditantang untuk menjadi manusia kreatif secara lisan, tulisan, dan visual. Inilah sebuah tantangan yang harus ditaklukan dalam pencapaian puncak kenikmatan dalam pengerjaan proses kreatif.